sastra

Rabu, 21 September 2011

Lelaki tua


Lelaki tua,
Dengan peluitnya
Menunggu selembar kertas
Ternilai harga untuk kehidupan

Lelaki tua
Sejak fajar hingga senja
Menjaga sepeda bermesin
Berupah seribu rupiah

Entah, sejak kapan kau telah disana
Tak pernah kau mengeluh
Tak pernah juga kau marah

Suara peluitmu sesekali terdengar
Melambaikan tangan keriputmu kekiri dan kekanan
Tak hirau teriknya siang
Dan, tak peduli dinginnya saat hujan

Hai lelaki tua
Yang berjalan pincag
Betapa kau begitu lelah terlihat
Pulang dan istirahatlah engkau
Nikmati masa tua dengan cucumu

Lelaki tua
Yang bersabat peluit
Yang masih setia menunggu mereka,
Mengosongkan tempat parkiran RKU 4 unsyiah

                                   
                                                                                                Rahmatsyah,
                                                                                                Mahasiswa Gemasastrin 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar