Lelaki tua,
Dengan peluitnya
Menunggu selembar kertas
Ternilai harga untuk kehidupan
Lelaki tua
Sejak fajar hingga senja
Menjaga sepeda bermesin
Berupah seribu rupiah
Entah, sejak kapan kau telah disana
Tak pernah kau mengeluh
Tak pernah juga kau marah
Suara peluitmu sesekali terdengar
Melambaikan tangan keriputmu kekiri dan kekanan
Tak hirau teriknya siang
Dan, tak peduli dinginnya saat hujan
Hai lelaki tua
Yang berjalan pincag
Betapa kau begitu lelah terlihat
Pulang dan istirahatlah engkau
Nikmati masa tua dengan cucumu
Lelaki tua
Yang bersabat peluit
Yang masih setia menunggu mereka,
Mengosongkan tempat parkiran RKU 4 unsyiah
Rahmatsyah,
Mahasiswa Gemasastrin 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar