sastra

Minggu, 16 Desember 2012

Rabu, 12 Desember 2012

Dalam Hati


Karya: Rahmatsyah
Kau malamku yang sepi
Tempat langkah ini berhenti
Pada persimpangan hati
Yang sunyi dan tak bertepi

Saat cinta ini belabuh padamu
Aku semakin mengayuh
Nun jauh dan semakin jauh
Tanpa ku sadar
Indah dirimu dalam diriku

Banda Aceh, 12.12.12

HIMNE UNSYIAH


Karya: W S Rendra

Di sini kami belajar memperkaya iman
Disini kami belajar mengembangkan ilmu
Di sini, di sini di tempat tercinta Universitas Syiah Kuala
Fajar menyingsing di tanah Aceh
Itulah cita-cita kami dan berjuang di malam hari                                             
Bulan bintang tanah Aceh

Di sini di tanah Aceh
Berkumandanglah cinta untuk bangsa Indonesia                                             
Untuk ummat manusia di bawah lindungan tuhan Yang ESA
Dilimpahkan taufik hidayahnya
Ketika sang surya menyala
Ia saksikan kami menyaksikan kami
Prihatin dan berdo`a untuk tujuan mulya
Tujuan mulyanya dianya
Di sini tempat tercinta Universitas Syiah Kuala



Sabtu, 24 November 2012

Siapa yang Bodoh


Siapa yang bodoh
Aku atau mereka?
Awalnya mulut berkoar-koar
Sambil mengangkatkan tangan membelanya

Siapa yang bodoh
Aku atau mereka?
Saat kami sedang duduk berdiskusi
Dengan secangkir kopi membahas tentang dia

Siapa yang bodoh
Aku bilang dia bagus
Mereka kata dia tak layak

Aku kata dia orang pandai
Mereka bilang dia pandai membodohi

Aku jawab “dia tak pernah membodohi”
Mereka sahut lagi “kau saja yang mau dibodohi”

Sekarang siapa yang bodoh?
Aku atau mereka?
Aku bilang ini “dia menghargai seni”
Mereka bilang “seni itu tak ada harga (kata dia)”

Aku bilang itu
Mereka bilang lagi ini

ini itu, itu ini
itu ini, ini itu
itu itu, ini ini
aku jadi bingung

Sebenarnya siapa sih yang bodoh!

                                                                                         Rahmatsyah, 22 November 2012

* Puisi ini telah dibacakan pada acara "Seni, Kebohongan dan Pembodohan" Banda Aceh 23 November 2012.

Selasa, 20 November 2012

Doa Untuk Gaza


Rapuh menggerupuh di saat kalam menjadi kelu
Beradu antara moncong yang siap merenggut hidup
Penari yang manari bersama peluru tak bermata
Nyanyian tangis yang bersambut letusan rudal-rudal
Hujan merah darah menjadi laut kering sampai tak sempat mengering
Kabut berubah selimut air merah menutupi tubuh

Terus menerus mereka menghina agama kita
Mencaci alquran kita
Membunuh saudara kita
Menyiksa anak-anak kita
Bahkan ayah pergi dengan sepucuk senapan
Dan  tak pernah kembali
Gaza kita saudara, Gaza kita

Wahai jamaah Islam, didihkan darah kalian!
Tangisilah mereka
Doakan anak, ibu, ayah saudara yang sedang
Menentukan hidup, menentukan agama, kemerdekaan
Saudara, ya saudara Islam kita, Kitab kita, Aqsa kita, Gaza kita!

Doakan untuk Gaza
Doakan untuk Gaza
Doakan untuk Gaza
Dari sahabat jamaah kalian di sini
Untuk Gaza
Rahmatsyah.
Banda Aceh, 19 November 2012

Jumat, 02 November 2012

Syair Pujian


Menggema nyanyian subuh mendendang
Panggilan untuk menunaikan
Untuk kembali merayakan
Dalam syair pujian dan dawai kebahagiaan

Mendengar kumandang takbiran
Di segala penjuru memuji-mujiNya
Mengagungkan, memanggil Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahilhamd

Ketika Ibrahim bertakbir
Saat Ismail berzikir
Seluruh alam dan malaikat menyambung dengan pujian
Pada Adha itu

Takbir kembali dikumandangkan
Di hari bahagia

Rahmatsyah, Mahasiswa Gemasastrin Fkip Unsyiah
Bergiat di Komunitas Rampagoe
Alumni SMAN 1 Matangkuli

Bagaikan Bianglala


Rintik hujan membasahi
Seperti langit menangis
Hilang sudah hangat ini
Sejuk merasuk dalam roman

Kau itu bagaikan bianglala
Yang indah, bahkan sangat indah setelah hujan itu
“Nur” aku melihat dari pelangi
Kau bagiku kasih sayang
Lelap sudah hatiku
Kau jauh dari batin ini

Walau, hasratku berkata
“Aku melihat “Nur” di matamu”
Untukku.

2112012