sastra

Jumat, 21 Juni 2013

Ampon Syikh Raja

Pada hari kelahirannya keluarga kami masih lengkap dengan anak kebanggaan Alm. Syahrizal, Ampon Syihk Raja, ibu memanggilnya si sulung dalam keluarga Syahrul. Kini umurnya masih kanak walau begitu ialah sang pengundang tawa di rumah kecil kami, harapan besar masih tertumpu padanya sebagai pengati si cerdas sang abang yang telah pergi. Ampon Syikh seperti sapaan ibu tiap hari adalah doa baginya, yang mungkin kelak akan jadi seorang pemimpin hebat.
Diumurnya yang masih belia Ampon Syikh sangat dekat dan di manja oleh ayah, kegemarannya pada otomotif sudah tampak sejak ia berumur balita, maklum saja ayah adalah seorang supir, tiap hari berkelana dengan mesin, mungkin ia mengikuti jejak ayah, walau ayah kerap menasehati kami “anakku, di tangan ayah hanya ada setir dan harapan, jadilah kalian orang-orang hebat.”  Jika ayah memegang stir, maka kami akan memenang pena menjadi orang hebat yang dapat membanggakan ibu dan ayah.
Muhammad Ilham Maulana, nama asli si pengundang tawa. Ilham Maulana pertama ibu memberi namanya, lalu aku sedikit menambahkan dengan nama Muhammad, sebab ia lahir tepat pada bulan maulid ke tiga. Muhammad (terpuji), Ilham (petunjuk Tuhan yg timbul di hati), Maulana (tuan kita). Nama yang bagus untuk adik kecilku ini. Dalam keluarga kami Ilham adalah anak yang paling di sayang, wajar saja anak sulung. Gaya bicara seperti orang dewasa, suka meniru dan jahil, baik, setia. Aku mendapati itu padanya namun sifat pemarah begitu hidup di diri Ampon kecilku ini, sifat jamaah kami (haha).
Cerita yang paling aku suka darinya adalah ketika ia menjadi pintar dalam satu minggu. Baru saja ia duduki kelas lima MIN, Ilham sudah mendapat surat dari sekolah untuk orang tua sebab kemalasannya yang luar biasa. Di hari itu, ibu marah besar padanya. Ilham yang suka mengolok orang lain kini hanya bisa berdiam dalam penyesalan (kasihan adikku ini), semenjak hari datangnya surat laporan sekolah ibu menghukumnya dengan belajar penuh setiap hari sampai hari ujian tiba. Pada hari ke empat hukumannya ibu tanya “Ilham! Sudahkan kamu bisa menulis dan membaca dengan baik dan benar?”. “sudah, tiap Ilham ingin menulis wajah ibu yang cantik itu tampak seram jadi Ilham tak mampu untuk berhenti bisa” jawaban menantang, tapi takut. Haha dasar adik kecilku J saat hari ujian selesai, Ampon Syikh tak dapat peringkat apa-apa, tapi hebatnya nilai yang diperoleh minimal tujuh. “belajarlah dari kegagalan, aku jua belajar darimu adik kecilku.
Beberapa hari lagi ulang tahunnya yang ke-11, jadilah dewasa yang hebat kelak, penuhi cita-citamu dengan harapan ibu dan ayah adik kecilku, Ampon Syikh Raja alias Muhammad Ilham Maulana.
“Dik, abangmu ini bukan penulis hebat, jadi aku menulis sedikit tentangmu apa adanya pun abangmu ini juga belum berhasil, aku tak dapat beri kamu hadiah yang wah, maaf ya. Selamat ulang tahun adik kecilku, aku sangat menyayangimu hitam manis. J
Dari Abangmu: Rahmatsyah
Banda Aceh |02.16 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar