Pada
hari kelahirannya keluarga kami masih lengkap dengan anak kebanggaan Alm.
Syahrizal, Ampon Syihk Raja, ibu memanggilnya si sulung dalam keluarga Syahrul.
Kini umurnya masih kanak walau begitu ialah sang pengundang tawa di rumah kecil
kami, harapan besar masih tertumpu padanya sebagai pengati si cerdas sang abang
yang telah pergi. Ampon Syikh seperti sapaan ibu tiap hari adalah doa baginya,
yang mungkin kelak akan jadi seorang pemimpin hebat.
Diumurnya
yang masih belia Ampon Syikh sangat dekat dan di manja oleh ayah, kegemarannya
pada otomotif sudah tampak sejak ia berumur balita, maklum saja ayah adalah
seorang supir, tiap hari berkelana dengan mesin, mungkin ia mengikuti jejak
ayah, walau ayah kerap menasehati kami “anakku, di tangan ayah hanya ada setir
dan harapan, jadilah kalian orang-orang hebat.”
Jika ayah memegang stir, maka kami akan memenang pena menjadi orang
hebat yang dapat membanggakan ibu dan ayah.
Muhammad
Ilham Maulana, nama asli si pengundang tawa. Ilham Maulana pertama ibu memberi
namanya, lalu aku sedikit menambahkan dengan nama Muhammad, sebab ia lahir
tepat pada bulan maulid ke tiga. Muhammad (terpuji), Ilham (petunjuk Tuhan yg timbul di hati),
Maulana (tuan kita). Nama yang bagus untuk
adik kecilku ini. Dalam keluarga kami Ilham adalah anak yang paling di sayang,
wajar saja anak sulung. Gaya bicara seperti orang dewasa, suka meniru dan
jahil, baik, setia. Aku mendapati itu padanya namun sifat pemarah begitu hidup
di diri Ampon kecilku ini, sifat jamaah kami (haha).
Cerita yang paling aku suka darinya adalah ketika
ia menjadi pintar dalam satu minggu. Baru saja ia duduki kelas lima MIN, Ilham
sudah mendapat surat dari sekolah untuk orang tua sebab kemalasannya yang luar
biasa. Di hari itu, ibu marah besar padanya. Ilham yang suka mengolok orang
lain kini hanya bisa berdiam dalam penyesalan (kasihan adikku ini), semenjak
hari datangnya surat laporan sekolah ibu menghukumnya dengan belajar penuh
setiap hari sampai hari ujian tiba. Pada hari ke empat hukumannya ibu tanya “Ilham!
Sudahkan kamu bisa menulis dan membaca dengan baik dan benar?”. “sudah, tiap
Ilham ingin menulis wajah ibu yang cantik itu tampak seram jadi Ilham tak mampu
untuk berhenti bisa” jawaban menantang, tapi takut. Haha dasar adik kecilku J saat hari ujian selesai, Ampon Syikh tak dapat
peringkat apa-apa, tapi hebatnya nilai yang diperoleh minimal tujuh. “belajarlah
dari kegagalan, aku jua belajar darimu adik kecilku.
Beberapa hari lagi ulang tahunnya yang ke-11,
jadilah dewasa yang hebat kelak, penuhi cita-citamu dengan harapan ibu dan ayah
adik kecilku, Ampon Syikh Raja alias Muhammad Ilham Maulana.
“Dik, abangmu ini bukan penulis hebat, jadi aku
menulis sedikit tentangmu apa adanya pun abangmu ini juga belum berhasil, aku
tak dapat beri kamu hadiah yang wah, maaf ya. Selamat ulang tahun adik kecilku,
aku sangat menyayangimu hitam manis. J”
Dari Abangmu: Rahmatsyah
Banda Aceh |02.16 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar