Sabtu, 24 November 2012
Siapa yang Bodoh
Siapa yang bodoh
Aku atau mereka?
Awalnya mulut berkoar-koar
Sambil mengangkatkan tangan membelanya
Siapa yang bodoh
Aku atau mereka?
Saat kami sedang duduk berdiskusi
Dengan secangkir kopi membahas tentang dia
Siapa yang bodoh
Aku bilang dia bagus
Mereka kata dia tak layak
Aku kata dia orang pandai
Mereka bilang dia pandai membodohi
Aku jawab “dia tak pernah membodohi”
Mereka sahut lagi “kau saja yang mau dibodohi”
Sekarang siapa yang bodoh?
Aku atau mereka?
Aku bilang ini “dia menghargai seni”
Mereka bilang “seni itu tak ada harga (kata dia)”
Aku bilang itu
Mereka bilang lagi ini
ini itu, itu ini
itu ini, ini itu
itu itu, ini ini
aku jadi bingung
Sebenarnya siapa sih yang bodoh!
Rahmatsyah, 22 November 2012
* Puisi ini telah dibacakan pada acara "Seni, Kebohongan dan Pembodohan" Banda Aceh 23 November 2012.
Selasa, 20 November 2012
Doa Untuk Gaza
Rapuh menggerupuh di
saat kalam menjadi kelu
Beradu antara moncong
yang siap merenggut hidup
Penari yang manari
bersama peluru tak bermata
Nyanyian tangis yang
bersambut letusan rudal-rudal
Hujan merah darah
menjadi laut kering sampai tak sempat mengering
Kabut berubah selimut
air merah menutupi tubuh
Terus menerus mereka
menghina agama kita
Mencaci alquran kita
Membunuh saudara kita
Menyiksa anak-anak kita
Bahkan ayah pergi
dengan sepucuk senapan
Dan tak pernah kembali
Gaza kita saudara, Gaza
kita
Wahai jamaah Islam,
didihkan darah kalian!
Tangisilah mereka
Doakan anak, ibu, ayah
saudara yang sedang
Menentukan hidup,
menentukan agama, kemerdekaan
Saudara, ya saudara Islam
kita, Kitab kita, Aqsa kita, Gaza kita!
Doakan untuk Gaza
Doakan untuk Gaza
Doakan untuk Gaza
Dari sahabat jamaah
kalian di sini
Untuk Gaza
Rahmatsyah.
Banda Aceh, 19 November 2012
Banda Aceh, 19 November 2012
Jumat, 02 November 2012
Syair Pujian
Menggema nyanyian subuh mendendang
Panggilan untuk menunaikan
Untuk kembali merayakan
Dalam syair pujian dan dawai kebahagiaan
Mendengar kumandang takbiran
Di segala penjuru memuji-mujiNya
Mengagungkan, memanggil Allahu
Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahilhamd
Ketika Ibrahim bertakbir
Saat Ismail berzikir
Seluruh alam dan malaikat menyambung
dengan pujian
Pada Adha itu
Takbir kembali dikumandangkan
Di hari bahagia
Rahmatsyah,
Mahasiswa Gemasastrin Fkip Unsyiah
Bergiat
di Komunitas Rampagoe
Alumni
SMAN 1 Matangkuli
Bagaikan Bianglala
Rintik hujan membasahi
Seperti langit menangis
Hilang sudah hangat ini
Sejuk merasuk dalam roman
Kau itu bagaikan bianglala
Yang indah, bahkan sangat indah setelah hujan itu
“Nur” aku melihat dari pelangi
Kau bagiku kasih sayang
Lelap sudah hatiku
Kau jauh dari batin ini
Walau, hasratku berkata
“Aku melihat “Nur” di matamu”
Untukku.
2112012
Kamis, 01 November 2012
Mungilku
Ku lihat engkau mungil
Sedang berjalan dengan tebaran
senyum
Yang tak pernah lepas
Saat ku memandang
Ku panggil dikau mungilku
Karena saban hari
Kau mengarungi batinku
Aku terhayut dalam tatapanmu
Yang mungkin bukan kau persembahkan
Untukku
Walau begitu kau adalah mungilku
Si mungil kasih terpendam
16102012
Langganan:
Postingan (Atom)