sastra

Jumat, 16 Desember 2011

Sajak Embun

Kau ingin tahu bagaimana rasa ku pada mu?
Kau ibarat embun pagi yang selalu ku nanti
Embun yang memberi sejuk pagi hari
Ku harap kala pagi ku bertambah beribu embun
Ku ingin indah pagi ini seindah pagi kemarin dan selamanya

Kau ingin tahu bagaimana cinta ku?
Kau lihatlah langit yang selalu setia menaungi bumi
Yang setia menunggu pagi dan menabur embun
Hingga bumi ku indah seindah kamu, sayang

Kau adalah embun ku
Kau adalah sejuk ku
Dan aku berharap kau adalah embun terakhir
Yang terindah yang pernah ku miliki.


                                                                                                            Rahmatsyah, 

Ibu, kau adalah embun ku.

Ku ingin pagi bersama mu
Melihat embun dan akan ku buat tinta dari embun itu
Ku tuliskan sajak tentang mu
Di kala malam akan tertidur

Kau adalah embun ku, ibu
Kau bagaikan ribuan cahaya dalam hati gelap ini
Kau adalah udara hingga terasa di setiap nafas

Ibu, akan ku coretkan sejuta isi hati dalam sajak ku
Walau, aku tak tahu bagaimana mengatakannya
Ku kehilangan kata
Ku bertambah rasa
Aku tak tahu lagi bersua tentang kasih

Ibu, akan ku beri satu embun ini untuk mu
Dan ku luapakan menjadi bait-bait
Kisah anak dan ibu

Ibu, kau adalah embun ku.

                                                                                    Rahmatsyah.

Kamis, 15 Desember 2011

Ibu Tunggu Aku Pulang dengan Seberkah Keberhasilan


Sejenak aku berdiri di ujung senja
Melihat matahari yang masih terasa hangat
Yang mengingatkan aku pada seorang wanita
Bahkan, aku tak mungkin melupakkannya sampai tinta ini habis

Sejenak aku mengenangnya
Memendam rasa kerinduan yang telah lama tersimpan
Ingin rasanya setiap saat aku berada dalam peluk hangatnya
Seraya melihat senyum itu

Seperti nya aku ingin kembali ke masa lalu
Yang selalu Dalam pangkuan wanita itu
Sekarang aku sangat merindu
Terisak dalam batin ini
Aku lemah dalam kejauhan dengan mu

Ibu..
Tahukah kau ibu?
Senja hangat ini terasa begitu dingin
Hingga aku ingin sekali kau peluk aku
Merasakan kehangatan yang lama sekali tak pernah ku rasa lagi

Tahukah kau ibu?
Malam ku sunyi
Pagi ku terasa hampa
Ketika aku sendiri
Ketika aku galau
Ketika aku sakit
Ketika itu aku ingin bersama mu

Aku tak berharap lain
Karena kau adalah kasih ku

Kau tahu ibu?
Kini aku telah dewasa
Tak lagi kecil
Tak lagi manja
Namun, ketika rasa itu datang
Aku tak pernah ingin menjadi seperti sekarang

Kini hanya satu cita-cita untuk mu, ibu
Aku ingin melihat mu tersenyum
Aku merantau
Dan, tunggu aku pulang dengan seberkah keberhasilan

                                                            Karya : Abu M.S (Rahmatsyah)

Kamis, 24 November 2011

Aku bingung

Aku terus berlari dalam kegelapan
Mencari setitik cahaya di ujung ruang
Bahkan, aku terbang
Meski, kegalauan terus saja berdendang

Aku tertidur dalam buaian
Mimpi dalam mimpi
Tidur dan terjaga

Bingung!

Apa?
Siapa?
Dimana?

Aku tak tahu
Masih mencari sesuatu yang telah hilang
Hati ku diam tiada bergumam
Perasaan ku mati diantara ribu kalam

Mata telah terpejam
Tiada lagi suatu yang terdengar
Dan, aku bertambah bimbang

Aku bingung.

                                                                        17-11-2011

Selasa, 15 November 2011

karena aku masih ragu


Kata demi kata ku rangkai untuk mu
Kau yang aku cinta
Kau yang aku sayang
Aku hanya berharap cinta
Aku ingin kasih sayang
Aku mau kau hanya milikku
Bukan milik yang lain
Mungkin kau belum tahu betapa aku sangat cinta
Disaat malam datang
Kau selalu hadir dalam mimpi-mimpi indah ku
Dikala fajar menyapa ku kirim pesan singkat bahwa disini aku ada untuk mu
Sang siang tahu
Aku selalu berteduh di teriknya mentari
Menunggu disetiap sudut ruang
Senja hanya berdiam tak mau bersua
Karena hanya hati yang bisa berkata bahwa aku sedang ingin cinta
Sketsa cinta mulai aku tulis dalam diari
Semua kenangan yang akan kita buat akan selalu aku simpan dalam memori
Tentang  aku
Tentang kau
Dan tentang cinta kita
Aku tahu ku tak seperti yang kau inginkan
Karena inilah aku
Dan kau  harus tahu   tiada  bisa ku membagi  cinta ini
Tak tahu lagi apa yang akan ku rangkai untuk mu
Kalam  terlalu kelu untuk berucap
Hati kini hanya bisa diam dan kau tak tahu apa yang aku rasa
Yang pasti “aku cinta kamu”
Walau, kau bukan cinta perrtama ku
Namun, aku berharap kau adalah yang terakhir dalam hidupku
“I love you”
Satu hati untuk satu cinta
Sayang, yakinkan aku  bahwa kau  adalah cinta  ku
Karena aku masih ragu


                                                                        Rahmatsyah
Banda Aceh, 14 November 2011

Selasa, 25 Oktober 2011

Ibu Aku Ingin Pulang

Ibu, aku ingin pulang
Ibu, aku tak ingin hidup yang seperti ini
Ibu, aku sedih
Aku kecewa
Aku marah
Aku ingin pulang

Ibu, aku ingin pulang, sekarang
Mereka membenci ku
Mereka marah pada ku
Aku tidak ingin itu terjadi
Sampai kapan pun

Ibu, maaf
Ibu maaf bila aku belum membahagiakan mu

Tapi, aku tak sanggup lagi
Aku seakan tak sanggup berdiri dalam kelemahan
Tanpa kasih sayang dan cinta

Aku sendiri tanpa rasa
Hanya sejuta impian yang terpendam dalam diri ini

Ibu, bolehkah aku pulang?

                                                                        Banda Aceh, 23 oktober 2011
                                                                        Rahmatsyah, mahasiswa FKIP PBSI USK
                                                                        Anggota DPM FKIP USK

Tentang hati

Kenapa mereka?
Kenapa mereka tersenyum saat hati ini luka
Kenapa mereka pergi dikala aku terjaga

Salahkah aku?
Mereka pergi begitu saja
Aku diam, mereka tertawa
Aku bersua, mereka menghilangkan semua kata

Inikah pahit setelah manis?
Kini, aku tahu
Aku sekarang sadar mereka hanya mimpi ku
Mimpi yang tak pernah terjadi

Inikah hati yang mati?
Ingin rasanya ku bunuh mereka
Hingga mereka tahu aku sakit

Memang, aku diam
Namun, hati ku kini mati
Hilang sudah semua makna dari kata yang dulu terukir

Bagaikan hidup antara mati

Aku muak
Aku benci
Dan aku ingin membunuh mereka
Yang telah membunuh hati ku

Aku hanya ingin satu kejujuran, walau
Disana tersimpan sejuta kebohongan
Dan aku akan diam untuk selamanya



Rahmatsyah, mahasiswa FKIP PBSI USK 2010
Anggota DPM FKIP USK

Jumat, 14 Oktober 2011

Inilah Negeri,

Ketika senja tenggelam
Saat malam datang
Dikala mata ingin terpejam
Sajak ini lahir diatara mimpi
Dari kumpulan mimpi yang telah hilang

Inilah negeri,
Sebuah negeri indah, hijau ditegah padang

Rumput berubah aspal
Pohon menjadi gedung yang menjulang

Banyak air, tapi
Banjir
Air surut,
Kemarau

Berjalan lebih jauh semakin hijau
Sangat indah di padang lalang
Diantara kicauan
Bersama mereka pecinta keindahan
Namun, telah hilang

Inilah negeri,
Inilah perubahan
Lihatlah anak dan cucu ku
Apa yang akan aku dan mereka tinggalkan untuk mu

Inilah negeri,
Negeri yang mungkin telah berubah
Hijau akan gersang
Gunung segera merata
Dan sungai-sungai akan bersih
Inilah persembahan dari negeri
Yang menyimpan sejuta alam
Yang akan berubah…

Matangkuli, 11 Oktober 2011
Rahmatsyah, mahasiswa FKIP PBSI 2010 dan penggiat Rampagoe Gemasastrin

Jumat, 30 September 2011

Maaf, aku pernah cinta kamu


Syair ini terlahir dikala sakit telah terasa
Kadang aku berpikir apakah ini hari terakhirku
Sayup-sayu mulai terasa
Lemah tak berdaya hanya berdiam, pasrah

Tuhan, kemana mereka sudah?
Tuhan, kenapa mereka hilang?
Tuhan, cinta mereka pun telah tiada
Tuhan, apakah aku akan menutup mata?

Berharap aku bisa melihatnya
Dengan sebuah keceriaan
Tiada masa suram yang kelam
Karena kini aku telah gelap
Lenyap hanya meninggalkan sejuta kenangan
Senyuman,kecerian, amarah atau kebencian
Tuhan, ampuni aku
Ampuni dia yang pernah ada dalam hati yang suram nan kelam
Maaf, jika aku pernah berharap kau menjadi milikku yang terakhir
Karena aku saying kau
Dan kini aku ingin mendengar katakana “aku benci kamu”



                                                                                    Rahmatsyah. 30 September 2011
                                                                                   

apa itu sahabat

orang bilang sahabat itu lebih dari segalanya
orang bilang sahabat itu selalu ada saat suka maupun duka
orang bilang sahabat itu tidak tergantikan

namun, aku tidak mendapatkan satupun
... aku tidak percaya sahabat
yang aku tahu mereka ada saat aku suka dan mereka tiada saat aku duka
aku tidak tau apa itu sahabat

yang aku tahu sahabat hanya sebuah kata dan ungkapan
aku tidak percaya sahabat
mereka hanya pendusta belaka...

maaf!!

Selasa, 27 September 2011

Doa Seorang yang Hina



Tuhan,
Ampuni dosaku…




    Rahmatsyah, 27 September 2011

Tentang Aku

Tentang aku yang berdiri disini tanpa senyum
Tentang aku yang masih berduka dalam kesendirian
Tentang aku yang tersenyum tapi penuh dengan luka
Tentang aku yang tertawa dibalik kemarahan
Senyum ini telah hilang
Tawa ini juga telah aku tinggalkan
Semua canda hanya dusta belaka

Tiada lagi cahaya yang aku dapat dalam hidup ini
Mereka menjadi gelap dalam sekejap
Aku hilang dalam keramaian
Membenci mereka yang berharap

Air jernih sudah tak lagi aku rasa
Udara yang segar pun hilang
Mereka marah
Marah kepada seseorang yang dipenuhi sejuta kebencian
Aku tahu
Aku sadar
Dan aku masih tidak bisa meghilangkan semua luka, kebencian dan marah
Maaf, bukan ini yang aku pinta
Tapi, ini yang terjadi
Entah sampai kapan ini akan berakhir

Dan senyum itu kembali….

                                                                                                            26 September 2011
                                                                                                            Rahmatsyah,