sastra

Jumat, 24 Mei 2013

Kepadamu



... lalu risauku datang menerjang
Kalam telah mati pada satu hati
Tak lagi semi semua belukar
Hampa telah terbakar

Dua tahun lalu oleh kita
Tak pandang mata hanya hati saling menyapa
Kerap kutitip rindu pada bacaan doa subuhku
Acap tak lupa temu sesaat yang sia-sia
Kini masa aku mengenang kado kecil darimu

sesaat; Marahku meraja
Diam tak ingin sesua
Jika ingin kau pergi, aku ridha
Sebab bahagiamu harapan dalam kisah cintaku

| Rahmatsyah| 19 Mei 2013|

syirik




 Syirik
Syirik adalah perbuatan menyekutukan Allah dalam apa juga bentuk sama ada perkataan, pegangan, perbuatan dan iktiqad iaitu dengan menjadikan suatu yang lain yaitu makhluk bernyawa atau tidak sekutu bagi Allah. Menyekutukan Allah jelas dianggap syirik apalagi perbuatan mengaku diri sebagai tuhan. Lebih mengundang bahaya apabila golongan ini ada di dalam masyarakat sama ada diketuai orang Islam atau bukan Islam.
Syirik merupakan perbuatan menduakan Allah, mengagungkan makhluk selain Dia. Misalnya, pengakuan kemampuan ilmu daripada kemampuan dan kekuatan Allah, pengabdian selain kepada Allah Taala dengan menyembah patung, tempat keramat, dan kuburan, dan kepercayaan terhadap keampuhan peninggalan nenek moyang yang diyakini akan menentukan dan mempengaruhi jalan kehidupan. Perbuatan syirik atau perbuatan buruk lainnya itu terjadi akibat godaan syaitan. Syaitan itu sangatlah licik dan tidak akan pernah berhenti mengusik keimanan manusia.

Syaitan, Iblis dan Gaib
            Imam Al-Ghazali menyebutkan dalam kitab Ihya Ulummuddin, iblis mempunyai 5 orang anak, masing-masing mendapatkan perinth darinya. Dalam kitap-kitab sejarah disebutkan bahwa ada nama-nama lain selain yang lima itu. Yang paling terkenal adalah:
            Khun. Setan ini bertugas merusak kekhusyukan shalat hamba Allah.
            Alwilhan. Setan ini merusak wudhu hamba Allah.
            Hifaf. Setan ini bertugaas menyakiti manusia dan menakut-nakuti mereka dengan penampilan bentuk hewan yang menakukan.
            Zalnabur: Setan ini bertugas menggoda manusia untuk berata dusta, melakukan sumpah palsu dengan memuji barang-barang dagangannya. Setan inilah yang selalu menggoda manusia untuk melakukan kezhaliman.
            Wallaha. Setan ini bertugas menyusupkan keraguan kepada seseorang ketika bersuci atau shalat.
            Abyadh. Setan ini bertugas membisiki para nabi dan mengobarkan kemarahan.
            Tsabr. Setan ini menggoda orang yang tertimpa misibah untuk mencakar-cakar muka, merobek-robek pakaian dan menamppar-nampar pipi karena tidak ikhlas menerima musih yang menimpanyaa.
            A’war. Setan ini bertugas menggerkkan syahwat keada kaum laki-laki dan perempuan dengan membujuk mereka melakukan zina. Sean ini merupakan pakarnya zina, memerintahkan manusia untuk berzina da menghias-hiasi perbuatan tersebut.
            Dasim. Setan ini bertugas menyebarkan fitnah di tengah-tengah keluarga, antara ayah dan ibu, saudara laki-laki dan perempuan, memasukkan orang laiin kedalam lingkup keluarga, saling melempar aib dan aling memarahi seama mreka dengan menebarkan kecemburuan dan saling dengki sehingga mnyebabkan kesengsaraan.
            Mutrasy. Setan ini bertugas menybarkan berita bohong.
            Dahhar. Setan ini bertugas menggoda orang-orang mukmin tatkala tidur dengan mimpi-mimpi buruk, tidur dalam bayangan yang menakutkan dan mimpi basah degan perempuan lain.
            Tamrih. Setan ini brtugas menibukkan manusia sehingga mereka lalai melaksanakan kewajiban bribadah.
            Laqis. Ia merupakan anak perempuan iblis yang mengajari kaum Lith melakukan perbuatan lesbian, sebagaimana kaum lelakinya hanya senang kepada sesamanya (homosexual). Tugasnya sampai sekarang menyesatkan anak-anak perempuan manusia dan menggoda mereka untuk melakuan perbuatan lesbian.
            Miqlas. Settan inibertugas menghiasi permainan judii, kemudian menimbulkan permusuhan dan kebencian antara para pemainnya
Sebagian anak-anak iblis yang tidak mempunyai tugas kusus yaitu Khanzab, Al-Ajda’, Al-ajda Syaishoban, Miturwan dan Syamharus.
            Iblis dinamakan juga dengan setan. Setiapp embangkang dari jenis jin, manusia dan binatang dinamakan “Setaan”. Sifat iblis dalah pembangkang, oleh karena itu dinamakan setan. Dari kata “Syaitanun” diambil dari kata “Syutunun” bermakna jauh, Syatana ‘ani sysyaaii’ yaitu jauh dari sesuatu. Inti dari perbuatan setan kepada manusia adalah menjauhkan manusia semaksimal mungkin untuk tidak beribadah kepada Allah dan bahkan berbuat syirik kepadaNya. Diharapka, dengan mengetahui sedikit nama dan tugas setan di atas, maka kita bisa melakukani perbuatan yang diridhai Allah swt. daripada bisikan/usikan setan.

Rohani
Ada orang mengartikan rohani itu khadam. Ada yang menamakan ia muakkal atau terkadang-kadang ruhani itu dari jin dan terkadang-kadang dari malaikan yaitu menurut pekerjaan dan jawatan masing-masing. Sama ada ia merupakan dirinya dengan nyata mestilah dipuji dan diseru atau ia menunaikan permintaan secara gaib.
Bagi siapa-siapa yang berani dan kuat imannya boleh ia menyimpan memerintah ruhani, khadam, dan muhakal dengan berkelal hingga ia mati, sebagai suruhan-suruhan didalam banyak pekerjaan sulit yang dapat dibuat oleh manusia.
Bagi orang yang penakut pula harus dia dapat pertolongan ruhani ini dengan cara sementara, yaitu setelah ia diseru, iia akan bekerja didalam gaib hingga kewajibannya. Ia pun tidak bertanggungjawab lagi.
Didalam pada itu pun sedikit sangat orang yang dapat menyimpan ruhani dan memerintah ruhani dengan kekal, karena syaitan banyak boleh jadi tidak tertanggung dan tidak dapat disempurnakan, sebab itu didapati kebanyakan orang yang gila karena ruhani mejadi gila dan terus gila.
Tetapi yang baik dan tidak dapat apa-apa muzaratnya ia memerintah ruhani bagi sementara, yaitu dengan membuat sedikit amalan dan seruan-seruan yang tertentu.


Dalil dan Hadist
Firman Allah yang bermaksud: “Bahawasanya, sesiapa yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, maka sesungguhnya Allah haramkan kepadanya syurga dan tempat kembalinya ialah ke neraka.” – (Surah al-Ma’idah, ayat 72)
Firman-Nya lagi yang bermaksud: “Bahawa sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan dosa seseorang yang syirik kepadanya dan Allah akan mengampunkan kepada sesiapa yang Dia kehendaki iaitu selain dari dosa syirik. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” – (Surah an-Nisa’, ayat 48)
Dalam surah yang sama, ayat 116, Allah mengulangi kembali dosa besar syirik melalui firman-Nya yang bermaksud: “Bahawa sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan dosa seseorang yang syirik kepadanya dan Allah akan mengampunkan kepada sesiapa yang Dia kehendaki iaitu selain dari dosa syirik. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.”
Dalam surah Luqman, Allah berfirman yang bermaksud: “Sesungguhnya syirik itu adalah satu kezaliman yang amat besar.” – (Surah Luqman, ayat 13)
Penegasan bahaya syirik tidak terhenti setakat itu saja, malah ditegaskan lagi melalui sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Tidakkah pernah aku nyatakan kepada kamu mengenai dosa yang paling besar? Baginda mengulanginya sebanyak tiga kali. Sahabat menjawab: Sudah tentu wahai Rasulullah. Sabda baginda: Syirik kepada Allah dan menderhaka kepada kedua ibu bapa. Ketika itu Baginda bersandar dan kemudian baginda duduk. Sabda Baginda lagi: Perkataan yang palsu dan penyaksian yang palsu.”
Seorang sahabat bernama Abdullah bertanya kepada Rasulullah SAW: “Apakah dosa yang paling besar di sisi Allah? Jawab Baginda: “Engkau menjadi suatu yang lain sekutu bagi Allah sedangkan Dialah yang menjadikan kamu. Aku (Abdullah) berkata: Sesungguhnya ini suatu yang berat. Aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi dosa yang besar? Baginda menjawab: “Engkau membunuh anak kamu sendiri kerana takut fakir. Aku bertanya, kemudian apa lagi? Baginda menjawab: “Engkau berzina dengan isteri jiranmu sendiri.” – (Hadis riwayat Muslim)
Daripada Anas menyebut bahawa Rasulullah SAW bersabda mengenai dosa besar iaitu mensyirikkan Allah, menderhaka kedua ibu bapa, membunuh nyawa dan memberi penyaksian palsu. – (Hadis riwayat Muslim)
Hadis lain, daripada Abu Hurairah, Rasulullah SAW telah menasihatkan sahabat dan orang Islam supaya menjauhi tujuh perkara yang membinasakan hidup seseorang iaitu mensyirikkan Allah, melakukan perbuatan sihir, membunuh nyawa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan jalan yang benar, memakan harta anak yatim, memakan riba, lari daripada medan peperangan dan menuduh perempuan Mukmin suci melakukan zina. – (Hadis riwayat Muslim)

Jenis syirik
Syirik dibagikan kepada dua, yaitu syirik jali (terang dan nyata) dan syirik khafi (tersembunyi).
Syirik jali ialah syirik yang terang, nyata dan besar yang boleh menyebabkan seseorang itu dianggap jatuh ke tahap kufur. Syirik ini boleh berlaku melalui salah satu daripada tiga keadaan, yaitu:
  1. Menerusi i’tiqad seperti meragui atau menafikan kewujudan Allah. Justeru, mana-mana fahaman yang meragui dan menafikan kewujudan Allah seperti fahaman komunis dan ateis adalah jelas syirik.
  2. Menerusi perbuatan atau amalan tertentu seperti menyembah patung, berhala, batu, pokok, matahari, bulan bintang atau objek tertentu. Perbuatan memuja nasib dan meminta nomor ekor di kubur tertentu atas dakwaan kubur itu keramat juga adalah unsur syirik. Bahkan ulama menjelaskan perbuatan terlalu memuja dan mendewakan orang atau pemimpin tertentu juga adalah perbuatan syirik.
  3. Menerusi lidah atau perkataan seperti menghalalkan perkara haram dan mengaku keluar daripada agama Islam. Termasuk dalam kategori ini ialah perkataan yang boleh menyebabkan terbatal syahadah seseorang Muslim.
Syirik khafi ialah syirik yang kecil dan tersembunyi yang menyebabkan hilang atau luputnya pahala seseorang. Syirik itu banyak berkaitan dengan perbuatan riak di dalam beramal atau melakukan sesuatu perkara.
Perkara itu jelas disebut dalam al-Quran melalui firman Allah yang bermaksud: “Barang siapa yang berharap untuk bertemu dengan Allah (di hari akhirat kelak), maka hendaklah dia melakukan amal salih dan janganlah dia mempersekutukan Allah dengan sesuatu di dalam ibadatnya.” – (Surah al-Kahfi, ayat 110)
Maksud syirik di dalam beramal seperti dalam ayat itu ialah menunjuk-nunjuk ketika beramal atau ria di dalam beramal.
Rasulullah SAW dalam sabdanya pernah menasihatkan sahabat supaya berhati-hati dan menjauhi syirik kecil, lantas ditanya oleh sahabat apakah yang dimaksudkan dengan syirik kecil itu. Maka Rasulullah menjawab, syirik kecil yang dimaksudkan ialah riak dalam beramal.
Allah menjelaskan bahaya syirik khafi dalam firman-Nya yang bermaksud: “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi terdahulu sebelummu, jika kamu mempersekutukan Tuhan, niscaya akan terhapuslah segala amalanmu dan tentulah kamu termasuk di kalangan orang yang rugi.” – (Surah az-Zumar, ayat 65)
Firman Allah lagi yang bermaksud: “Barang siapa yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah (tidak ikhlas kepada-Nya dalam beramal), maka adalah dia seolah-olah telah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” – (Surah al-Hajj, ayat 31)
Melihat kepada situasi hari ini, ternyata amalan mensyirikkan Allah sama ada syirik jali atau khafi berlaku secara sedar atau tidak. Walaupun daripada kalangan orang Islam tidak menyembah berhala, tetapi mereka terdedah kepada perbuatan syirik. Kepercayaan kepada tempat keramat, keyakinan secara membuta tuli terhadap bomoh atau dukun, penggunaan tangkal dan azimat, menyembah kemewahan dunia dan material, keyakinan rezeki seperti gaji dan upah datang daripada manusia dan bermacam lagi adalah antara amalan yang menjurus kepada syirik.
Gejala syirik khafi tidak kurang hebatnya dengan berleluasanya gejala ria, beramal untuk manusia, perasaan dengki, mengharap reda manusia, bermuka-muka, tidak ikhlas, menandakan amalan syirik memang menguasai hidup umat Islam kini. Langkah mesti dilakukan bagi mengelakkan ia daripada terus membarah di dalam hidup manusia. Langkah seperti penerangan mengenai bahaya syirik menerusi seminar, ceramah, bengkel dan seumpamanya. Anggota masyarakat mesti didedahkan dengan bahaya syirik supaya mereka dapat membezakan apakah pekerjaan dan perkataan mereka selama ini mengandungi unsur syirik atau sebaliknya.

Syirik Khafi (Syirik Tersembunyi) Batalkan Amal, Rusakkan Iman

Kita memang sudah mengelak daripada menyembah tokong dan berhala, tetapi bagaimana pula dengan penyembahan manusia kepada 'berhala-berhala' hati? Itulah bahayanya syirik khafi yang tersembunyi di dalam hati.
Kita begitu yakin dan mengakui masih kebal iman dalam diri dan sama sekali tidak syirik terhadap Allah SWT apabila tidak pernah menyembah berhala dan apa jua dewa. Sebabnya perbuatan tersebut sudah diketahui umum boleh menyebabkan seorang Muslim menjadi murtad dan keluar dari Islam. Mudahnya, kebanyakan masyarakat Islam meletakkan perkara itu sebagai sempadan dari terjadinya hal yang merosakkan keimanan. Dan ada juga yang faham, hanya perbuatan sedemikian sahaja boleh sebabkan syirik. Itu syirik jali yang setiap umat Islam cuba elak daripada melakukannya. Tetapi dalam berjaga-jaga itu, syirik khafi atau syirik tersembunyi sebenarnya dilakukan setiap hari oleh kebanyakan orang Islam. Kita memang sudah mengelak daripada menyembah tokong dan berhala, tetapi bagaimana pula dengan penyembahan manusia kepada 'berhala-berhala' hati? Itulah bahayanya syirik khafi yang tersembunyi di dalam hati. Ini terjadi dan dilakukan samaada kita sedari atau dilakukan didalam keadaan tidak sedar.
Menurut penerangan para Arifin Billah (pakar agama), antara sembahan-sembahan hati yang paling lumrah bagi manusia ialah:
i) penyembahan kepada nafsu/diri sendiri
ii) penyembahan kepada dunia dan perhiasannya
iii) penyembahan kepada pangkat dan kekayaan
iv) penyembahan kepada kedudukan dan jawatan
v) penyembahan kepada wanita
vi) tawakal kepada kekuatan diri atau kekuatan makhluk
vii) tawakal kepada kehebatan sains dan teknologi dan lain-lain
Segelintir umat Islam menganggap syirik khafi sebagai perkara kecil sahaja. Namun pandangan sebeginilah yang mengundang bahaya yang lebih besar. Menurut tafsiran ulama-ulama tasawuf, syirik khafi walaupun tidak membatalkan iman namun memberi kesan kepada amal dan boleh merosakkan keimanan jika dibiarkan berlaku dan menjadi pakaian umat sehari-hari.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:
"Syirik yang dilakukan umat ku lebih tersembunyi daripada semut halus yang merayap di atas batu yang besar." (Riwayat Al Hakim)
Penyembahan kepada berhala-berhala hati ini juga menyebabkan manusia menjadi bongkak dan riak tanpa disedari. Terlalu yakin terhadap kelebihan diri sendiri. Perbuatan sebegini sebenarnya mengundang resah kepada Rasulullah sebagaimana sabdanya:
"Sesungguhnya yang paling aku khuatirkan atas kamu sekalian adalah syirik kecil (syirik khafi), riya'. Pada hari kiamat, ketika memberi balasan manusia atas perbuatannya, Allah berfirman, "Pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian tujukan amalanmu kepada mereka di dunia. Lihatlah, apakah engkau dapati balasan di sisi mereka?" (Riwayat Imam Ahmad)
Benar dalam kehidupan, kita selalu memandang hal yang besar tanpa mempedulikan perkara-perkara kecil. Namun perlu diketahui yang kecil dan halus itulah lebih mudah menyerang dan merebak sehingga akhirnya kita terperangkap tanpa sedar. Sungguhpun syirik khafi tidak membatalkan iman seseorang, tetapi jika dibiarkan ia boleh mencederakan tauhid dan pengesaan terhadap Allah.
Jangan terlampau yakin bila kita tidak pernah menyembahkan tuhan lain selain Allah, kita bebas dari melakukan syirik. Ketahuilah bahawa perjuangan melawan sifat-sifat jahat dalam hati terutamanya syirik khafi adalah jihad sepanjang hidup. Jangan terhenti dari jihad ini kerana sejarah telah membuktikan manusia-manusia alim juga boleh tewas dengan rayuan iblis dan syaitan. Sehingga hati dan iman menjadi binasa.
Oleh itu berhati-hatilah dengan perbuatan, pengungkapan serta kata hati kita setiap hari. Apa jua yang terjadi dan berlaku semuanya atas kehendak dan kuasa Allah SWT jua. Bukan atas kehebatan dan keupayaan diri sendiri, benda mahupun makhluk lain yang sebenarnya tidak punya kuasa apa-apa.
Bentuk-Bentuk Syirik Khafi
Terlalu banyak syirik khafi berlaku meliputi diri kita sendiri atau yang bersangkut dengan makhluk lain. Kebanyakannya berlaku dalam keadaan kita lalai daripada mengingat Allah.
1) Bergantung Hati Kepada Sesuatu Selain Allah
Syirik khafi jenis ini sangat lumrah dalam urusan kehidupan seharian. Apabila seseorang melihat dirinya melakukan ibadah yang banyak,atau melihat dirinya mempunyai kebijaksanaan dan kehebatan sehingga berjaya memperoleh suatu kebaikan atau menyandarkan sesuatu kebaikan yang diperoleh disebabkan manusia lain atau benda lain yang di jadikan oleh Allah seperti ubat-ubatan atau ketinggian sains dan teknologi dan sebagainya.
2) Ujub
Menurut pengertian yang diberi oleh Imam Al-Ghazali ;
"Ujub adalah rasa hairan dengan diri atau membanggakan diri atau merasai aman dengan adanya suatu kelebihan nikmat pada diri seseorang. Terjadi 'ujub adalah didalam hati, tanpa terzahir sifat rasa bangga dirinya pada tingkah laku atau perkataan."
3) Riya'
Riya' dalam beramal adalah melakukan sesuatu amal atau kebajikan dengan niat mendapat pujian makhluk atau bertujuan mendapat pangkat dan kedudukan.
Tiga keadaan berlaku Riya' pada hati seseorang yang melakukan beribadat/melakukan kebajikan.
Niat hati seseorang perlu di awasi pada 3 keadaan ketika beramal.;
1)   Pada permulaan melakukan ibadat.
2)   Ketika sedang melakukan ibadat.
3)   Setelah selesai melakukan ibadat.
Kebanyakan orang beramal biasanya ikhlas pada permulaan ibadatnya.  Tetapi gangguan riya' datang ketika sedang beramal atau sesudah beramal. Dengan demikian seseorang wajib berhati-hati dengan bisikan syaitan yang sentiasa cuba mewaswaskan hati supaya berubah niat.
4) Takabbur (Membesarkan Diri)
Takabur adalah membesarkan diri, merasai diri lebih hebat, lebih mulia, lebih tinggi dari orang lain.  Sifat ini lahir dari hati dan ada kalanya terzahir dalam perkataan dan perbuatannya. Takabur adalah mencabar kekuasaan Allah :
Sabda Rasulullah SAW, Firman Allah didalam Hadis Qudsi,
"Takabur itu selendangku dan Kebesaran itu kain sarung Ku. Maka barang siapa bertengkar dengan Aku pada salah satu dari yang dua itu, nescaya Aku campakkan dia dalam neraka jahannam. Dan Aku tidak pedulikan." (Riwayat Muslim)
Punca wujudnya takabur pada diri seseorang adalah disebabkan wujudnya suatu kelebihan atau dia merasa kesempurnaan berbanding manusia lain.
1. Takabur dengan Ilmu.
2. Takabur dengan Amal
3. Takabur dengan tubuh badan – kecantikan,  kekuatan dan lain-lain
4. Takabur dengan harta,  anak dan kekayaan dunia.
5. Takabur dengan banyak pengikut
6. Takabur dengan kemuliaan keturunan.
7. Takabur dengan kekuasaan


Daftar Pustaka

Abdul Fattah, ‘Isham. 2009. Nasehat-nasehat Setan. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.
Kitab Dunia Hikmah karangan Syeihk Ali bin Abdullah, cetakan ketiga pada 22 syawal 1378 bersamaan 30 april 1959